Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Rangkuman Ujian Tentang Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam


1.    Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam

1)      KonsepdasarKurikulum

Konsep dasar dari kurikulum sebenarnya alat untuk mencapai tujuan pendidikan sekaligus digunakan sebagai pedoman untuk bisa melakukan proses pembelajaran mengajar dengan berbagai jenis dan tingkat pendidikan. Secara historis kurikulum diartiakn sebagai alat yang membawa dari start menuju finish.

 

Namun secara umum dapat ditarik kesimpulan bahwa ada tiga konsep kurikulum yaitu:

1.      Kurikulum sebagai sebuah subtansi kurikulum menjadi sebuah rencana belajar bagi peserta didik di sekolah

2.      Kurikulum sebagai sebuah sistem

3.      Kurikulum sebagai sebuah bidang study

 

2)      Komponen-komponenKurikulum

 

Soemantomengemukakanadaempatkomponenkurikulum, yaitu:

(1) tujuan (objectives);

(2) isiataumateri (knowledges);

(3) interaksibelajarmengajar di sekolah (school learning experiences); dan

(4) penilain (evaluation). PendapattersebutdiikutiolehNasution, Fuaduddin

 

 

3)      Prinsip-prinsipPengembanganKurikulum

Pengembangan kurikulum 2013 sudah sesuai dengan prinsip pengembangan kurikulum

Meliputi:

1.      Prinsip relevansi

Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).

Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebut memiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis).

Tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosiologis).

 

2.      Prinsip fleksibilitas

Kurikulum yang luwes mudah disesuaikan, diubah, dilengkapi atau dikurangi berdasarkan tuntutan dan keadaan ekosistem dan kemampuan setempat, jadi tidak statis atau kaku.Misalnya dalam suatu kurikulum disediakan program pendidikan ketrampilan industri dan pertanian.

Pelaksanaan di kota, karena tidak tersedianya lahan pertanian., maka yang dilaksanakan program keterampilan pendidikan industri.

Sebaliknya, pelaksanaan di desa ditekankan pada program ketrampilan pertanian.Dalam hal ini lingkungan sekitar, keadaan masyarakat, dan ketersediaan tenaga dan peralatan menjadi faktor pertimbangan dalam rangka pelaksanaan kurikulum.

 

3.      Prinsip kontinuitas

Kurikulum dirancang secara berkesinambungan, artinya bagian-bagian, aspek-aspek, materi pembelajaran, dan bahan kajian disusun secara berurutan, tidak terlepas-lepas, melainkan satu sama lain memiliki hubungan fungsional yang bermakna, sesuai dengan jenjang pendidikan, struktur dalam satuan pendidikan, tingkat perkembangan siswa.Dengan prinsip ini, tampak jelas alur dan keterkaitan didalam kurikulum tersebut sehingga mempermudah guru dan siswa dalam melaksanakan proses pembelajaran.

4.      Prinsip efektifitas

Yaitu mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber daya manusia lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.

 

5.      Prinsip efesiensi

Efektivitas berkenaan dengan keberhasilan pelaksanaan kurikulum baik secara kuantitas maupun kualitasnya.

Kurikulum merupakan penjabaran dari perencanaan pendidikan dari kebijakan-kebijakan pemerintah.

Dalam pengembangannya, harus diperhatikan kaitan antara aspek utama kurikulum yaitu tujuan, isi, pengalaman belajar, serta penilaian dengan kebijakan sistem pemerintahan dalam bidang pendidikan.

4)      KurikulumdanPembelajaran

 

Kurikulumadalahperangkatpendidikan yang merupakanjawabanterhadapkebutuhandantantanganmasyarakat. Secaraetimologis, kurikulummerupakantejemahandari kata curriculum dalambahasaInggris, yang berartirencanapelajaran. Curriculum berasaldaribahasalatincurrere yang berartiberlaricepat, majudengancepat, menjalanidanberusahauntuk.

 

Pembelajaranadalahkegiatan guru ataudosenmenciptakansituasi agar siswaataumahasiswabelajar. Pembelajaranjugadapatdidefinisikanupayauntukmengembangkanpotensi, kecakapan, dankepribadiansiswa.

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 1 Ayat 20Pembelajaranadalah proses interaksipesertadidikdenganpendidikdansumberbelajarpadasuatulingkunganbelajar

 

5)      KonsepDesainPengembanganKurikulum

Pengertian Desain Kurikulum

Desain adalah rancangan, pola, atau model. Mendesain kurikulum berarti menyusun rancangan atau model kurikulum sesuai dengan misi dan visi sekolah. Tugas dan peran seseorang desainer kurikulum menentukan bahan dan cara mengembangkan kurikulum yang baru sesuai dengan kondisi lingkungan pendidikan.

 

 

6)      Model-model pengembangankurikulum

Model pengembangan kurikulum adalah model yang digunakan untuk mengembangkan suatu kurikulum, dimana pengembangan kurikulum dibutuhkan untuk memperbaiki atau menyempurnakan kurikulum yang dibuat untuk dikembangkan sendiri baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah atau sekolah.

Model-model Pengembangan Kurikulum

Suatu model pengembangan kurkulum pada hakikatnya merupakan pola yang dapat membantu berpikir, konseptualisasi suatu proses, menunjukkan prinsip-prinsip, prosedur yang dapat menjadi pedoman bertindak dalam aktifitas pendidikan. Pengembangan kurikulum dapat dilakukan dengan berbagai sistem dan cara, dan dituangkan dalam berbagai model.

 

 

7)      Konsepdasarevaluasipembelajaran

 

Evaluasiadalahsuatuusaha yang dilakukanuntukmendapatkansebuahinformasisecarasistematisdanberkesinambungansertamenyeluruhtentang proses danhasilbelajarpesertadidiksehinggadapatdijadikaninformasidanpatokandalampengambilansebuahkeputusanmengenaitindakan yang telahdilakukan, pahamatautidaknyaseorangsiswadalam proses pembelajaran.

 

Konsep dasar evaluasi yang harus dikuasai oleh pendidik atau calon pendidik adalah

a.       Pengertian dasar tentang evaluasi

b.      Tujuan

c.       Fungsi

d.      Ruang lingkup

e.       Prinsip serta

f.       Prosedur evaluasi pendidikan

 

2.    Pembelajaran PAI di Sekolah, Madrasah, Ponpes, danPerguruan Tinggi

1)      AnalisisProblemtikamateridanpembelajaran PAI di sekolah/madrasah danpondokpesantren

 

 

Problematika pendidikan di sekolah.

Pokok permasalahan yang menjadi sumber utama problematika pendidikan agama di sekolah selama ini hanya dipandang melalui aspek kognitif atau nilai dalam bentuk angka saja, tidak dipandang bagaimana siswa didik mengamalkan dalam dunia nyata sehingga belajar agama sebatas menghafal dan mencatat. Hal ini mengakibatkan pelajaran agama menjadi pelajaran teoritis bukan pengamalan atau penghayatan terhadap nilai agama itu sendiri.

Ada lima masalah paling utama yang dihadapi para guru agama dalam pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Islam pada sekolah seperti diuraikan berikut :

1.      Masalahpesertadidik.

2.      Masalahlingkunganbelajar.

3.      MasalahKompetensi Guru

4.      MasalahMetode

5.      Masalahevaluasi.

 

2)      Pembelajaran di SekolahUmum, madrasah, pondokpesantren, Perguruan Tinggi Agama danPerguruan Tinggi Umum (Dasarhukum, pelaksanaan,  tantangandankendala, rekomendasi)

 

3)      Implikasi teori belajarBehavioristik, Kognitif, Humanistikdan Transpersonalpadapembelajaranmateri PAI

                                      

Teori belajar behavioristik merupakan teori yang lebih menekankan perubahan tingkah laku terhadap peserta didik.

Penerapan teori belajar behavioristik dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam yang dilakukan oleh guru PAI di SDN Nogopuro menghasilkan perubahan perilaku peserta didik kearah yang lebih baik seperti motivasi belajar, interaktif, penguatan daya ingat, dan toleransi.

Teori kognitif merupakan suatu teori yang dimana bertumpu pada perkembangan daya serap otak atas informasi yang telah diterimanya. Oleh karena itu teori ini lebih sesuai digunakan dalam mata pelajaran Fiqih, Al-Quran dan Al-Hadis, walaupun tidak menutup kemungkinan bahwa teori ini dapat digunakan disetiap bidang pengetahuan apapun. 

 

Teori belajar humanistik dapat diterapkan dalam pembelajaran tauhid, akhlak, akan sangat membantu para pendidik dalam memahani arah belajar pada dimensi yang lebih luas, sehingga upaya pembelajaran apapun dan pada konteks manapun akan selalu diarahkan dan dilakukan untuk mencapai tujuannya. Contoh pembelajaran kooperatif dari teori humanistik ini ialah mengemas materi pembelajaran akhlak, fiqh atau tauhid dengan strategi pemebelajaran jigsaw. Murid dimasukkan ke dalam tim-tim kecil yang bersifat heterogen, kemudian tim diberi bahan pelajaran.

Unduh Di Sini

Semoga Bermanfaat, Salam GTK.MY.ID

Posting Komentar untuk "Rangkuman Ujian Tentang Pengembangan Kurikulum Pendidikan Agama Islam"